Beberapa waktu lalu kami membezuk seorang kawan yang terbaring lemah karena cancer stadium 4 di bangsal VVIP sebuah rumah sakit terbesar di Yogjakarta.
Baru masuk ruangannya saja kami sudah disuguhi banyak kudapan dan buah-buahan karena keluarga pasien termasuk orang yang cukup berada. Menurutku tempat ini lebih layak disebut hotel dari pada rumah sakit.
Tapi begitu bertemu dengan teman yang sakit, jantungku langsung berdegup sangat kencang ya Allah, derita apa gerangan yang harus dia alami dengan rasa sakit yang tak dapat lagi dia tanggung. Dia bicara dengan suara yang sangat lemah, rasa sakit disekujur tubuhnya sungguh luar biasa, dia terus mengerang karena nyeri yang tak pernah berhenti. Obat anti nyeri yang dokter suntikkan hanya meredakan sakitnya untuk beberapa saat saja, sedangkan kemoterapi yang dia jalani justru semakin melemahkan seluruh sel dan sendi-sendinya, rasa lemas mual, nyeri dan panas terus terasa di sekujur tubuh.
Sungguh tak tahan aku melihatnya, tak tau apa yang harus aku lakukan untuknya, airmata mulai menetes meski aku berusaha menyembunyikan darinya. Mulutku tercekat dengan segala keluh kesahnya, aku terus mengelus tangannya seolah tak akan mudah untuk bertemu dengannya lagi.
Teriris hati ini melihatnya, betapa dia harus mengalami penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa. Ya Robb semoga derita dan sakitnya itu menjadikan sebab Engkau mengampuni dosa-dosanya.
Akhirnya Kami pulang dengan perasaan tak karuan, sedih sekaligus bahagia karena ternyata aku begitu kaya, kesehatan dan keluargaku adalah harta yang tak dapat di beli dengan berapapun banyaknya isi dunia. Bersyukur karena Allah masih membiarkanku menikmati hari-hari bersama orang-orang tercinta dengan segala keceriaannya, bersyukur karena Allah masih mengijinkanku bertaubat padaNya.
Kini masa-masa itu telah berlalu betapa ia telah memberiku ilmu, bahwa ketika manusia sedang sakit ia hanya membutuhkan kesembuhan. Namun ketika seseorang diberikan kesehatan kenapa mereka justru mulai menginginkan seluruh dunia?
**
Wahai Sahabat Sholiha, betapa beruntungnya kita masih diberikan Kesehatan dan waktu yang panjang oleh Allah SWT, sehingga tiada sedikitpun alasan untuk tidak mensyukuri nikmat-nikmatNya, lalu bagaimana caranya agar Kita dapat senantiasa bersyukur?
Ada tiga Cara bagaimana mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT.
1. Bersyukur dengan merasakan dalam hati, bahwa seluruh kebaikan yang pernah terjadi dalam hidup Kita ini semua berasal dari Allah.
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi“. (QS An-Nisa’ ayat 79).
Dalam surah yang lain Allah berfirman:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An-Nahl: 53)
2. Bersyukur dengan ucapan.
Ucapkan Alhamdulillah segala Puji bagi Allah, setiap kali mendapatkan kebaikan.
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” (QS. Adh-Dhuha: 11).
3. Bersyukur dengan perbuatan. Setiap ibadah yang hanya mengharap ridha dan kasih sayang dari Allah adalah merupakan bentuk rasa syukur Kita kepadaNya.
“Wahai keluarga Dawud, beramallah sebagai bentuk syukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali di antara para hamba-Ku yang bersyukur”. (QS. Saba: 13)
Lalu kenapa kita harus senantiasa bersyukur?
Karena siapapun yang selalu mengingat nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan akan merasakan ketenangan, bahagia dan percaya diri, sehingga ia akan dapat bersikap baik kepada orang lain. Sebagai effect nya orang lain juga akan memberikan kebaikan kepadanya. Lalu bagaimana lagi jika seorang hamba begitu berterimakasih kepada Penciptanya, tentu akan mendapatkan dampak kebaikan yang jauh lebih dahsyat pada kehidupannya.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Qs. Ibrahim: 7).
Pernahkah Sahabat bertanya, kenapa Allah memberi Kita naungan? Padahal ribuan orang di luar sana menahan panas dan dingin tanpa tempat tinggal? Kenapa bukan kita yang Allah takdirkan tak bernaung?
Kenapa juga Allah memberi Kita Kesehatan sementara jutaan orang berada di rumah-rumah sakit sedang merintih menahan derita. Kenapa bukan Kita yang sakit?
Sesungguhnya Allah hanya memberikan segala kenikmatan itu agar kita mensyukurinya.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl: 78).
Namun kebanyakan Kita malah memiliki pertanyaan yang sebaliknya, kenapa aku menderita begini, kenapa aku sakit begitu? Padahal ada lebih banyak orang yang jauh lebih menderita darinya.
Sahabat Sholiha mari bersyukurlah, nikmati hidup yang tak panjang ini, ingatlah hanya kabaikan-kebaikan saja. Karena tubuh Kita, jiwa Kita yang mulia ini tak layak menyimpan keburukan, jangan biarkan diri Kita menerima dan merasakan penderitaan.
Ayo bantu hati Kita untuk berbahagia, lepaskan, lupakan dan hilangkan kekurangan-kekurangan yang membelenggu jiwa. Tak ada siapapun yang berhak menyakiti, juga tak ada siapapun yang bisa membahagiakan diri ini kecuali kita sendiri, yaitu dengan perasaan, ucapan dan perbuatan yang baik sebagai bentuk ibadah kepada Allah Azza Wa Jalla.
Di iringi desau angin sore yang menerobos masuk melalui jendela kamar, aku masih mengenang seorang kawan yang hari itu terakhir ku temui, dialah yang tanpa sengaja telah menambah rasa cintaku pada Sang Pencipta, semoga kini ia tenang bersama amal kebaikannya, dan semoga kelak kita bertemu lagi di syurga-Nya, Aamiin…